Jumat, 13 Maret 2015

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BUDAYA LOKAL “ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN”

DAFTAR ISI

Kata Pengantar      2
Daftar Isi      3
BAB 1 (PENDAHULUAN)      4
A.    Latar Belakang      4
B.    Rumusan Masalah      4
C.    Tujuan Penyusunan      4
D.    Manfaat Penyusunan      4

BAB 2 (PEMBAHASAN)      5

A.    Dunia Islam pada Abad Pertengahan      5

1.    Fase Kemunduran (1250-1500 M)      5

a.    Dinasti Jengiskhan      5
b.    Dinasti Timur Lenk      6
c.    Kaum Mamluk di Mesir      6
d.    Spanyol      7

2.    Fase Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)      7

a.    Kerajaan Turki Usmani      7
b.    Kerajaan Safawi      8
c.    Keajaan Mughal      9

B.    Bekembangnya Politik, Sosial Ekonomi,
Kebudayaan, serta Pendidikan
Islam pada Abad Pertengahan      10

1.    Bidang Politik      10
2.    Bidang Sosial Ekonomi      10
3.    Bidang Kebudayaan      10
4.    Bidang Pendidikan      11

C.    Hikmah dari Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan      11

BAB 3 (KESIMPULAN)      12

Daftar Pustaka      13

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Secara umum, periode perkembangan Islam dibagi menjadi tiga. Pertama yakni periode klasik atau yang lebih sering disebut dengan zaman kemajuan. Periode ini dibagi menjadi dua fase, yaitu fase ekspansi, intregasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M) dan juga fase disintregasi (1000-1250 M). Kedua, yakni periode pertengahan atau yang sering dikenal dengan zaman kemunduran. Periode ini pun juga dibagi menjadi dua fase, yaitu fase kemunduran (1250-1500 M) serta fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M ). Dan yang terakhir adalah periode modern (1800-sekarang) yang disebut-sebut sebagai periode kebangkitan dari umat Islam.
Di sini, akan dibahas secara lebih rinci mengenai perkembangan Islam pada periode pertengahan atau zaman kemunduran. Agar kita bisa menelaah lebih dalam tentang sebab-sebab kemunduran umat Islam yang pada awalnya sempat mencapai puncak kejayaan. Dan nantinya tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti sebelumnya, sehingga kita sebagai umat Islam benar-benar bisa membangkitkan dan bahkan membawa Islam menuju puncak kejayaannya kembali.

B.    RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana dunia Islam pada abad pertengahan?
2.    Bagaimana perkembangan politik, sosial ekonomi, kebudayaan, serta pendidikan Islam pada abad pertengahan?
3.    Apa hikmah dari sejarah perkembangan Islam pada abad pertengahan?

C.    TUJUAN PENYUSUNAN
1.    Memenuhi tugas pembuatan makalah pada mata kuliah SKI dan Budaya Lokal
2.    Menambah wawasan tentang dunia Islam pada abad pertengahan

D.    MANFAAT PENYUSUNAN
1.    Mengetahui gambaran dunia Islam pada abad pertengahan
2.    Mengetahui perkembangan politik, sosial ekonomi, kebudayaan, serta pendidikan Islam pada abad pertengahan
3.    Dapat mengambil hikmah dari sejarah perkembangan Islam pada abad pertengahan




BAB 2
PEMBAHASAN
A.    DUNIA ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN
1.    Fase Kemunduran (1250-1500 M)
a.    Dinasti Jengiskhan
Pada masa ini dunia Islam mengalami proses penghancuran oleh bangsa Mongol yang berasal dari pegunungan Mongolia dengan pemimpinnya yakni Jengiskhan yang menganut agama syamaniah atau penyembah binatang dan juga matahari terbit. Dinasti Jengiskhan sering disebut dengan dinasti Ilkhan, yakni suatu penghargaan atau gelar yang diberikan kepada Hulagukhan yang merupakan salah seorang keturunan dari Jengiskhan yang juga menganut agama syamaniah.
Kedatangan Dinasti Jengiskhan di dunia Islam diawali dengan menakhlukan wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan Khawarizm pada tahun 1219 M, Kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan pada tahun 1223 M, dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M. Setelah itu adanya serangan yang dilakukan di Baghdad oleh Hulagukhan pada tahun 1258 M hingga berujung pada pengepungan dan penghancuran benteng-benteng yang ada di kota ini dikarenakan Khalifah Al Mu’tasim tidak mau menyerah.
Akhirnya, Kota Baghdad dihancurkan dengan sebelumnya Khalifah dan keluarganya serta sebagian besar dari penduduk dibunuh dengan dipancung secara bergiliran. Setelah itu, pasukan Mongolia menyeberangi sungai Eufrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai. Pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Begitu pula daerah-daerah lain yang dilaluinya dapat ditaklukkan kecuali Mesir.
Demikianlah kondisi dunia Arab, terutama Baghdad dan sebagian besar daerah-daerah kerajan Islam lainnya, dikuasi oleh bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun di bawah perintah dinasti Ilkhan, yang tentunya banyak membawa kehancuran dan kemunduran di dunia Islam.
Namun dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan, ada juga yang peduli terhadap pembangunan kembali peradaban yang telah diahancurkannya, antara lain Mahmud Ghazan, yakni raja Ilkhan pertama yang beragama Islam. Lalu, Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu, seorang penganut syi’ah yang ekstrim yang mendirikan kota raja Sulthaniyah dekat Zanja. Setelah itu diganti lagi, yakni oleh Abu Sa’id, pada masa ini terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Sepeninggal Abu Sa’id, Kerajaan Ilkhan menjadi terpecah belah. Masing-masing pecahan saling memerangi dan akhirnya mereka ditakhlukkan oleh Timur Lenk.

b.    Dinasti Timur Lenk
Dinasti Timur Lenk jauh lebih kejam apabila dibandingkan dengan Dinasti Jengiskhan, meskipun dinasti ini telah menganut agama Islam. Pada tanggal 10 April 1370 M Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di Tranxosiana dan berencana untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan. Di setiap negeri yang ditaklukkannya ia mengadakan pembantaian besar-besaran terhadap siapa saja yang menghalangi rencananya, misalnya di Afganistan ia membangun menara yang disusun dari 2000 mayat yang dibalut dengan batu dan tanah liat.
Setelah berhasil mengusai beberapa daerah seperti Hamah, Hom’s, Ba’labaka serta Damaskus, Timur lenk berambisi untuk menguasai kerajaan Usmani di Turki, karena kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah bekas imperium Jengiskan dan Hulagukhan. Dan pada tahun 1402 M terjadi pertempuran yang sangat hebat di Ankara. Tentara Usmani mengalami kekalahan dan Sultan Usmani (Bayazid I) sendiri tertawan dan mati dalam tawanan.
Setelah itu Timur Lenk kembali ke Samarkhand. Ia berencana mengadakan invasi ke Cina, namun di tengah perjalanan ia sakit dan akhirnya meninggal di usia 71 tahun, tepatnya pada tahun 1404 M dan mayatnya dibawa ke Samarkhand.
Sekalipun Timur Lenk ini terkenal sangat ganas dan kejam, tetapi ia sempat memperhatikan perkembangan Islam. Konon ia penganut Syi’ah yang ta’at dan menyukai tarekat Naqsyabandiyah, selalu mengikutsertakan para ulama, sastrawan dan seniman dalam setiap perjalanannya, dan sangat menghormati para ulama.

c.    Kaum Mamluk di Mesir
Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik berkuasa sejak tahun 1250 M menggantikan dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena dapat menghalau tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana dialami di dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.
Dinasti Mamalik ini mengalami kemajuan diberbagai bidang. Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat penting yang menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan Eropa. Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran,astronomi,matematika, dan ilmu agama. Demikain pula dalam bidang arsitektur, mereka membangun bangunan-bangunan yang megah seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.
Kerajaan Mamalik ini berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral rendah, suka berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang dan berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu kerajaan Turki Usmani yang kemudia dapat memenangkan perang melawan tentara Mamalik. Kemudian Mesir ini dijadikan salah satu propinsi kerajaan Usmani di Turki.

d.    Spayol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar yang merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih tujuh setengah abad lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 M dan akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M. Hal ini disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Di lain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri.
Abu Abdullah sebagai khalifah terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan Kristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri dan hijrah ke Afrika utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.

2.    Fase Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)

a.    Kerajaan Turki Usmani
Kerajaan Usmani didirikan oleh Umsan I yang menyatakan diri sebagai Padisyah al-Usmani (raja besar keluarga Usmani) pada tahun 699 H (1300 M). Pada tahun 1312 M Usman menyerang Kota Broessa di Bizantium yang kemudian dijadikan sebagai ibu kota kerajaannya. Beberapa tahun kemudian, Usman dapat menaklukkan sebagian benua Eropa dan pada masa Sultan Murad I, Usmani dapat menguasai Adrianopel yang kemudian dijadikan ibu kotanya yang baru. Setelah itu ditaklukkan pula Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh wilayah utara Yunani.
Merasa cemas terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang untuk memkul mundur pasukan Usmani. Setelah mengalami pasang surut dengan disertai perjuangan yang besar akhirnya Kerajaan Usmani terselamatkan dan semakin memantapkan kedudukannya pada masa Sulaiman al-Qanuni.
Dalam pembangunan, Turki Usmani lebih memfokuskan pada bidang politik, kemiliteran, dan arsitektur. Pada bidang politik, Kerajaan Usmani melakukan perluasan daerah. Pada bidang militer, Kerajaaan Usmani membentuk kelompok militer baru yang disebut pasukan Jenissari atau Inkisyariah. Dan pada bidang arsitek, Dinasti Usmani membangun banyak bangunan megah seperti sekolah, rumah sakit, villa, makam, jembatan, dan masjid.
Setelah Sulaiman al-Qanuni wafat, Kerajaan Usmani mengalami masa kemunduran yang disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:
•    Wilayah kekuasaaan yang sangat luas
•    Heterogenitas penduduk
•    Kelemahan para penguasa
•    Budaya suap dan pungli
•    Pemberontakan tentara Jenissar
•    Merosotnya ekonomi
•    Terjadinya stagnasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

b.    Kerajaan Safawi
Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawi (Ismail I) pada tahun 907 H (1501 M) di Tabriz dengan wilayah kekuasannya yakni di sebelah barat berbatasan dengan Kerajaan Ottoman di Turki dan di sebelah timur berbatasan dengan Kerajaan Islam Mogul di India. Kerajaan Syafawi berasal dari sebuah gerakan tarikat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan dengan nama Tarikat Safawiyah yang diambil dari nama pendirinya, yakni Safiuddin.
Menurut ahli sejarah, tarikat Safawiyah mempunyai dua fase dalam perkembangannya. Fase pertama tarikat ini mempunyai dua corak, yakni corak Suni dan corak Syiah. Fase kedua terikat Safawiyah berubah menjadi gerakan politik pada masa pimpinan Junaid bin Ibrahim yang membentuk pemerintahan sendiri.
Kegiatan polotok Safawiyah mendapat tekanan dari Dinasti Kara Koyunlu sehingga memaksa Junaid meninggalkan Ardabil dan meminta perlindungan politik kepada Raja Ak Koyunlu, Uzun Hasan. Perjuangan tarkat Safawiyah beru berhasil pada masa pimpinan Ismail Safawi. Ismail dan para pengikutnya menghimpun kekuatan besar di Jihan untuk menaklukkan Ak Koyunlu yang telah berhasil mengalahkan Kara Koyunlu ketka bersekutu dengan kakeknya, Junaid. Akan tetapi, persekutuan itu pecah akibat persaingan politik. Ayahnya, Haidar mati terbunuh dalam suatu pertempuran di Syirwan.
Ismail dengan pasukan Qizilbash berhasil menaklukkan Syirwan dan menuju wilayah Ak Koyunlu. Pada tahun itu juga Ismail mendirikan Kerajaan Syafawi dan memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama. Para pengikutnya menganggap Ismail selain raja juga sebagai pimpinan ruhani. Ismail sendiri menganggap dirinya sebagai manifestasi Tuhan.
Kerajaan Syafawi mencapai puncak kejayaan pada masa Syah Abbas, dan setelah Raja Syah Abbas wafat kerajaan ini menglami kemunduran yang disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:
•    Kerajaan dipimpin oleh raja-raja yang lemah
•    Konflik berkepanjangan dengan Kerajaan Turki Usmani
•    Dekadensi moral yang terjadi pada para penguasa Kerajaan Syafawi
•    Konflik internal dalam merebutkan kekuasaan

c.    Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal di India dengan ibukota Delhi, didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, putera dari Umar Mirza, penguasa Farghana (Asia Tengah) dan merupakan salah satu cucu Timur Lenk. Babur meninggal setelah memimpin Kerajaan Mughal selama 30 tahun, yakni dalam usia 48 tahun. Setelah itu, estafet kepemimpinan Kerjaan Mughal jatuh pada putera mahkota yang bernama Humayun.
Dalam melaksanakan pemerintahan, Humayun banyak menghadapi tantangan. Salah satunya pada tahun 1540 M, terjadi pertempuran dengan Sher Khan di Kanauj. Dalam pertempuran ini Humayun mengalami kekalahan yang memaksanya melarikan diri ke Kadahar lalu ke Persia. Di Persia inilah ia menyusun kembali kekuatan militernya dengan dibantu oleh Raja Persia, Tahmasp. Setelah 15 tahun akhirnya Sher Khan Shah dapat dikalahkan. Lalu Humayun kembali ke India pada tahun 1555 M dan setahun kemudian ia meninggal karena terjatuh dari tangga perpustakaannya.
Tampuk kekuasaan berpindah ke tangan anaknya, yakni Akbar yang masih berusia 14 tahun. Karena usianya terlalu muda, maka urusan kerajaan diserahkan kepada Bairam Khan. Pada masa Akbar inilah Kerajaan Mughal mencapai puncak kejayaan. Akbar mampu mengatasi persoalan-persoalan di dalam negeri, yakni pemberontakan yang dilakukan oleh Biram Khan, kemudian mengadakan ekspansi ke  berbagai wilayah dan memimpin wilayah tersebut secara militeristik.
Setelah Raja Akbar wafat, ia digantikan oleh puteranya, Sultan Salim yang digelari Jahanggir. Dan setelah Jahanggir wafat, kerajaan diperebutkan oleh dua puteranya, yakni Syah Jahan dan Asaf Khan yang kemudian dimenangkan oleh Syah Jahan. Syah Jahan digelari Abul Mujaffar Sahabuddin Muhammad Sahib Qiran Sani Syah Jahan Padsah Gazi. Pada waku menjadi raja, Syah Jahan menikah dengan Mumtaz Mahal. Dan di antara peninggalan pemerintahan Syah Jahan yang terkenal adalah Taj Mahal, bangunan yang dipersembahkan bagi permaisurinya yang telah meninggal.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Kerajaan Mughal mmundur dan akhirnya hancur, yakni:
•    Terjadi stagnasi dalam pembinaaan kekuatan militer
•    Kemrosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik
•    Pendekatan Aurangzeb terlampau kasar
•    Pewaris kerajaan paro terakhir adalah orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan
B.    PERKEMBANGAN POLITIK, SOSIAL EKONOMI, KEBUDAYAAN, SERTA PENDIDIKAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN

1.    Bidang Politik
Terjadi balance of power karena di bagian barat terjadi permusuhan antara bani Umayyah II di Andalusia dengan kekaisaran karoling di Perancis, sedangkan di bagian timur terjadi perseteruan antara bani Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium timur di semenanjung Balkan. Bani Abbasyah juga bermusuhan dengan Bani Umayyah II dalam perebutan kekuasaan pada tahun 750 M. Kekaisaran Karoling bermusuhan dengan kekaisaran Byzanium timur dalam memperebutkan Italia. Oleh karena itu terjadilah persekutuan antara Bani Abbasyah dengan kekaisaran Karoling, sedangkan bani Umayyah II bersekutu dengan Byzantium Timur. Persekutuan baru berakhir setelah terjadi perang salib.

2.    Bidang Sosial Ekonomi
Islam telah menguasai Andalusia pada tahun 711 M dan Konstantinopel pada tahun 1453 M. Keadaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan Eropa. Islam berarti telah menguasai daerah timur tengah yang ketika itu menjadi jalur dagan dari Asia ke Eropa. Saat itu perdagangan ditentukan oleh negara-negara Islam. Hal ini menyebabkan mereka menemukan Asia dan Amerika.

3.    Bidang Kebudayaan
Melalui bangsa Arab (Islam), Eropa dapat memahami ilmu pengetahuan kuno seperti dari Yunani dan Babilonia. Tokoh tokoh yang mempengaruhi ilmu pengetahuan dan kebudayaan saat itu antara lain sebagai berikut.

a.    Al Farabi (780-863 M)
Al Farabi mendapat gelar guru kedua (Aristoteles digelari guru pertama). Al Farabi mengarang buku, mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku karya aristoteles.

b.     Ibnu Rusyd (1120-1198 M)
Ibnu Rusyd memiliki pengaruh yang sangat besar di Eropa sehingga menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu Rusyd dipanggil Averoes) yang menuntut kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah lahir roformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M di Eropa. Buku-buku karangan Ibnu Rusyd kini hanya ada salinannya dalam bahasa latin dan banyak dijumpai di perpustakaan-perpustakaan Eropa dan Amerika. Karya beliau dikenal dengan Bidayatul Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.

c.     Ibnu Sina (980-1060 M)
Di Eropa, Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah seorang dokter di kota Hamazan, Persia. Beliau juga seorang penulis buku-buku kedokteran dan peneliti berbagai penyakit, serta seorang filsuf yang terkenal dengan idenya mengenai paham serba wujud atau wahdatul wujud. Ibnu Sina juga merupakan ahli fisika dan ilmu jiwa. Karyanya yang terkenal dan penting dalam dunia kedokteran yaitu Al Qanun fi At Tibb yang menjadi suatu rujukan ilmu kedokteran.

4.    Bidang Pendidikan
Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitas-universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat.

C.    HIKMAH DARI SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN

1.    Semangat memperluas wilayah kekuasaan Islam. Semangat yang ditunjukkan oleh ketiga kerajaan ini terbukti dengan meluasnya daerah kekuasaan Islam pada waktu itu.
2.    Sikap toleransi yang kuat. Pada kerajaan Turki Usmani, sikap toleransi ini dicontohkan pada masa Sultan Muhammad al-Fatih. Pada saat memimpin, ia menciptakan suasana yang toleran, negara yang aman dan damai. Kerukunan umat beragama antara Islam dan Kristen dapat terwujud walaupun berada dalam satu atap negara.
3.    Membebaskan masyarakat yang tertindas atau lemah. Penaklukkan wilayah yang demikian luas dilakukan oleh kaum muslim saat itu berdasarkan pada permintaan penduduk suatu negara yang ditindas oleh pemimpin mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan penduduknya berada di bawah pemerintah yang zalim atau karena kerajaan tersebut telah mengaggu wilayah-wilayah Islam.
4.    Pengembangan seni arsitektur Islam. Pada periode pertengahan, seni arsitektur Islam begitu dikenal oleh masyarakat dunia, terbukti denga banyaknya peninggalan-peninggalan yang dapat dinikmati hingga saat ini. Contoh peninggalan dengan gaya arsitektur Islam yang kemudian menjadi salah satu keajaiban dunia adalah Taj Mahal.
5.    Pengembangan ilmu pegetahuan. Islam memiliki kontribusi yang sangat besar dalam upaya menyebarkan ilmu pengetahua dan teknologi. Eropa memiliki kemajuan saat ini salah satunya disebabkan jasa sarjana-sarjana muslim yang telah menjadi mata rantai perkembangan ilmu pengetahuan kepada masyarakat Eropa.
6.    Ikhlas berjuang di jalan Allah. Niat yang tulus dan ikhlas ketika melakukan sesuatu karena Allah sangat dibutuhkan. Ketika niat telah berubah menjadi orientasi terhadap kekuasaan atau harta, maka dengan cepat kehancuran akan menimpa.





BAB 3
KESIMPULAN

Perkembangan Islam di dunia, tepatnya pada abad pertengahan dibagi menjadi dua fase, yakni fase kemunduran yang terjadi dari tahun 1250 M sampai 1500 M dan fase tiga kerajaan besar yang terjadi dari tahun 1500 M sampai 1800 M. Fase pertama, yakni fase kemunduran didominasi dengan pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh dinasti Jengiskhan dan dinasti Timur Lenk. Sedangkan pada fase kedua, tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi, dan Kerajaan Mughal. Ketiga kerajaan tersebut pernah mencapai puncak kejayaannya masing-masing dan juga meninggalkan bukti keberadaan baik berupa tata cara yang dulu mereka lakukan atau mereka terapkan maupun berupa bangunan-bangunan yang sampai saat ini masih dapat kita lihat. Namun seiring berkembangnya zaman, ketiga kerajaan besar ini pun hancur dikarenakan beberapa faktor.
Meski demikian, kita sebagai umat muslim harus berbangga karena pada abad pertengahan ilmuwan-ilmuwan muslim membawa banyak perubahan ke arah positif, salah satunya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Penemuan-penemuan mereka masih digunakan dan tetap menjadi bahan pertimbangan dalam setiap penelitian sampai saat ini. Dan tugas kita untuk mengembangkan apa yang telah mereka wariskan, bukan malah menunggu umat dari agama lain yang mengembangkan ilmu-ilmu yang telah ada sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template designed by Liza Burhan