Jumat, 13 Maret 2015

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PSIKOLOGI UMUM “MOTIVASI”

DAFTAR ISI

Kata Pengantar     2
Daftar Isi     3
Bab 1 (Pendahuluan)     4
A.    Latar Belakang     4
B.    Rumusan Masalah     4
C.    Tujuan Penyusunan     4
D.    Manfaat Penyusunan     4
Bab 2 (Pembahasan)     5
A.    Pengertian Motivasi     5
B.    Lingkaran Motivasi     5
C.    Jenis Motif     8
Bab 3 (Kesimpulan)     10
Daftar Pustaka     11














BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Setiap hari manusia pasti melakukan aktivitas, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Aktivitas masing-masing individu pun tidak sama, berbeda-beda menurut kebutuhan masing-masing individu yang berbeda pula. Aktivitas yang kita lakukan tersebut bukanlah tanpa alasan, melainkan karena adanya suatu dorongan dari dalam diri yang berasal dari kebutuhan atau keinginan kita sendiri. Dorongan inilah yang kerap kali tidak diperhatikan oleh manusia. Padahal tanpa dorongan ini, mustahil manusia dapat melakukan aktivitas seperti yang dapat kita lakukan sekarang.
Oleh karenanya, melalui makalah ini saya akan mencoba sedikit menjelaskan tentang dorongan yang telah disebutkan sebelumnya, yakni dorongan yang kita sebut sebagai “motivasi” serta hubungannya dengan aktivitas dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari.

B.    RUMUSAN MASALAH
1.    Apa pengertian dari motivasi?
2.    Apa saja yang ada di dalam lingkaran motivasi?
3.    Apa saja jenis dari motif?

C.    TUJUN PENYUSUNAN
1.    Memenuhi tugas pembuatan makalah pada mata kuliah Psikologi Umum
2.    Menambah wawasan tentang motivasi

D.    MANFAAT PENYUSUNAN
1.    Mengetahui pengertian dari motivasi
2.    Mengetahui apa saja yang ada di dalam lingkaran motivasi
3.    Mengetahui jenis-jenis dari motif









BAB 2
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi berasal dari kata motif atau yang dalam Bahasa Inggrisnya adalah motive, yang juga berasal dari kata motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif erat hubungannya dengan gerak, yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Sedangkan motivasi sendiri merupakan istilah yang lebih umum, yang merujuk kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.
Ada beberapa pendapat mengenai motif. Salah satu pendapat mengatakan bahwa motif merupakan energi dasar yang terdapat dalam diri seseorang. Sigmund Freud adalah salah seorang sarjana yang berpendapat demikian. Tiap tingkah laku, menurut Freud didorong oleh suatu energi dasar yang disebut instink. Sarjana-sarjana lain yang juga mengakui motif sebagai energi dasar, antara lain:
1.    Bergson dengan teori elan vital mengakui adanya faktor yang bersifat nonmaterial yang mengatur tingkah laku.
2.    Mc. Dougall dengan teori hormic, mengatakan bahwa tingkah laku ditentukan oleh hasrat, kecenderungan bekerjanya analog dengan kenyataan-kenyataan dalam dunia ilmu alam dan ilmu kimia.
Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi mempunyai fungsi sebagai perantara pada organisme atau manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

B.    LINGKARAN MOTIVASI
Dorongan atau kehendak timbul karena ada kekurangan atau kebutuhan yang menyebabkan keseimbangan (equilibrium) dalam jiwa seseorang terganggu. Dengan kata lain, dorongan atau kehendak timbul kalau dalam jiwa seseorang terjadi keadaan tidak seimbang (disequilibrium). Suatu tingkah laku selalu menuju ke suatu tujuan (goal) yang dapat mengembalikan equilibrium adalah sesuai dengan prinsip yang terdapat dalam setiap tingkah laku, yaitu prinsip homeostasis, prinsip mempertahankan keseimbangan dalam jiwa manusia.
Prinsip homeostasis sebetulnya tidak terdapat pada manusia saja, melainkan juga terdapat pada hewan. Misalnya ketika seekor hewan perutya kosong, terjadi disequilibrium, maka hewan itu akan bertindak mencari makanan dan makan sampai kenyang, sampai equilibrium tercapai kembali. Tetapi prinsip homeostasis pada hewan bersifat statis, karena setelah kenyang mungkin ia akan tidur sampai ia merasa lapar dan makan lagi, begitu pun seterusnya. Sedangkan pada manusia, kalau ia kenyang, akan timbul disequilibrium baru yang lebih tinggi sifatnya, misal ia ingin membaca sehabis makan. Demikian juga pada seorang anak yang sudah tamat Sekolah Dasar misalnya, tidak akan timbul hasrat untuk mengulangi pelajarannya dari kelas satu Sekolah Dasar kembali, tetapi ia ingin melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, misalnya SMP, jadi timbul disequilibrium baru yang lebih tinggi. Dengan demikian, homeostasis yang terdapat pada manusia bersifat dinamis. Donald Olding Hebb, dalam bukunya yang berjudul “A Textbook of Psychology” memaparkan bahwa tingkah laku dapat digolongkan sebagai homeostatis hanya jika pengaruhnya adalah menteraturkan lingkungan internal, membetulkan penyimpangan dari sejumlah (level) titik nol atau normal.
Maka tingkah laku bermotivasi dapat dirumuskan sebagai: “tingkah laku yang dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian suatu tujuan agar dengan demikian suatu kebutuhan terpenuhi dan suatu kehendak terpuaskan”. Dalam perumusan tersebut kita lihat beberapa unsur pada tingkah laku membentuk suatu lingkaran yang disebut lingkaran motivasi (motivational cycle) yang dapat digambarkan sebagai berikut:


                       KEBUTUHAN

   
    TINGKAH LAKU     TUJUAN



Kebutuhan:
Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan primer atau kebutuhan dasar atau kebutuhan fisiologis, yakni suatu kebutuhan yang apabila tidak terpenuhi akan menyebabkan manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya, contohnya makanan dan oksigen. Selain kebutuhan primer ada juga kebutuhan sekunder atau kebutuhan psikologis, kebutuhan yang memberikan perasaan sejahtera dan bahagia bagi manusia, contohnya kebutuhan akan pujian, kasih sayang, keleluasaan bertindak, perasaan aman dan bebas, dsb.
Tingkah Laku:
Tingkah laku di sini yakni, apakah sesuai atau tidak sesuai, baik atau tidak baik, melanggar atau tidak melanggar norma. Jadi berbeda dengan pengertian sehari-hari tingkah laku yang dimaksud di sini meliputi dari kelakuan yang baik sampai kelakuan yang tidak baik. Misalnya, seorang anak yang ingin sekali diberi uang oleh ibunya ia bisa bertingkah laku merengek-rengek, berguling-guling di lantai, mengancam atau merusak barang-barang.
Tujuan:
Tujuan dapat berfungsi untuk memotivasi tingkah laku. Tujuan juga menentukan seberapa aktif kita akan bertingkah laku, sebab tingkah laku selain ditentukan oleh motif dasar juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Kalau tujuannya menarik, kita akan lebih aktif bertingkah laku. Misalnya, pada suatu saat kita ingin menonton bioskop. Besar atau tidaknya keinginan untuk menonton bioskop itu tergantung dari filmnya, menarik atau tidak. Jadi, film berfungsi untuk menentukan seberapa aktif tingkah laku kita.
Frustasi:
Dalam bertingkah laku belum tentu orang bisa mencapai tujuannya, karena untuk sampai kepada tujuan kemungkinan ada rintangan yang harus diatasi. Kalau seseorang tidak dapat mengatasi rintangan yang dihadapinya sehingga tujuan dari tingkah laku tidak tercapai atau hanya tercapai sebagian saja, maka akan timbul perasaan kecewa, tidak puas atau lebih dikenal dengan istilah frustasi pada orang yang bersangkutan. Jadi, frustasi adalah perasaan atau keadaan kejiwaan tertentu yang timbul pada diri seseorang manakala ia berada dalam situasi di mana kebutuhan tidak terpenuhi atau kehendak tidak terpuaskan atau tujuan tidak tercapai. Dengan kata lain, frustasi terjadi apabila lingkaran motivasi tidak terbentuk.
Jenis-jenis frustasi, yakni:
1.    Frustasi lingkungan, yaitu frustasi yang disebabkan oleh halangan atau rintangan yang terdapat dalam lingkungan. Misalnya, seseorang ingin segera pulang, tetapi tidak bisa mendapatkan bus karena semua bus penuh.
2.    Frustasi pribadi, yaitu frustasi yang tumbuh dari ketidakpuasan seseorang dalam mencapai tujuan. Dengan perkataaan lain, frustasi ini terjadi karena adanya perbedaan antara tingkatan aspirasi dengan tingkatan kemampuannya. Misalnya, seorang anak ingin menjadi juara lari di sekolahnya padahal keadaan fisiknya tidak memungkinkan.
3.    Frustasi konflik, yaitu frustasi yang disebabkan oleh konflik dari berbagai motif dalam diri seseorang. Dengan adanya motif-motif yang saling bertentangan, maka pemuasan dari salah satu motif akan menyebabkan frustasi bagi motif yang lain.


C.    JENIS MOTIF
Untuk mempermudah dalam mempelajari berbagai motif, para sarjana membagi macam-macam motif ke dalam beberapa golongan. Salah satu sarjana yang melakukan hal tersebut adalah W.I. Thomas yang menggolongkan motif menjadi empat macam, yakni:
1.    Motif rasa aman, yaitu motif dasar dan primer yang meliputi kebutuhan akan rasa aman dan terhindar dari bahaya. Tergolong dalam motif ini adalah motif yang didasari oleh kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut:
a.    Kebutuhan fisiologis, misalnya lapar dan haus. Kebutuhan-kebutuhan di sini tidak mengganggu secara kronis, melainkan hanya timbul sewaktu-waktu secara periodis dan akan reda bila telah terpenuhi. Namun, dalam keadaan ekstrim dan darurat, misalnya pada orang yang tersesat di padang pasir, kebutuhan ini menjadi vital dan bisa membahayakan kalau tidak segera dipenuhi.
b.    Kebutuhan akan keselamatan, yakni kebutuhan untuk melindungi diri dari ancaman bahaya. Contoh bahaya di sini yakni seperti kehilangan kasih sayang orang tua, tertabrak mobil di jalan, terserang penyakit, dsb.
c.    Kepercayaan dan kesesuaian diri dengan lingkungan, timbul karena manusia tidak cukup mengetahui tentang gejala-gejala alam di sekelilingnya dan tidak menguasai gejala-gejala itu, misalnya gunung meletus, gerhana, serta kematian sehingga manusia perlu menyusun sistem kepercayaan (mitos, legenda, agama, dsb) di mana dijelaskan mengenai gejala-gejala alam tersebut dan dijelaskan pula kedudukan manusia di alam ini. Dalam kepercayaan ini manusia merasa dirinya aman dan terlindung karena ia sudah mengerti gejala-gejala alam tersebut.

2.    Motif respons, merupakan keinginan manusia untuk berhubungan dengan manusia lain secara intim dan bersahabat. Berbeda dengan motif rasa aman yang timbul sewaktu-waktu, motif ini bersifat terus-menerus, tidak terputus-putus, dan ada setiap saat. Termasuk dalam golongan motif ini adalah:
a.    Kasih sayang
b.    Cinta
c.    Sosialisasi

3.    Motif pengalaman baru. Termasuk dalam golongan ini adalah:
a.    Keingintahuan, yakni mendorong orang untuk mengetahui atau menyelidiki hal-hal yang masih baru atau asing baginya.
b.    Pernyataan diri, yakni kebutuhan untuk mendapat pengalaman-pengalaman baru melalui tingkah laku yang tidak biasa, lain dari pada yang lain dan tidak mau dipengaruhi oleh pendapat orang lain.
c.    Variasi, yakni motif untuk menyimpang dari kebiasaan atau kehidupan rutin.
d.    Dominasi, yakni motif untuk menang dari orang lain atau menguasai orang lain.
4.    Motif pengenalan diri, didasarkan dari kebutuhan untuk dipandang oleh masyarakat sebagai seseorang yang mempunyai kepribadian tersendiri, mempunyai pandangan sendiri, mempunyai nilai-nilai sendiri. Termasuk dalam golongan motif ini adalah:
a.    Harga diri, yakni penghargaan atau penilaian terhadap diri seseorang.
b.    Status, yakni kebutuhan akan kedudukan atau posisi tertentu dalam masyarakat, sesuai dengan peranan atau tugas seseorang dalam masyarakat.
c.    Prestise, yakni kebutuhan untuk dipandang dan dihargai oleh masyarakat sesuai dengan statusnya.





















BAB 3
KESIMPULAN

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Sedangkan motivasi sendiri merupakan istilah yang lebih umum, yang merujuk kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.
Beberapa unsur pada tingkah laku membentuk suatu lingkaran yang disebut lingkaran motivasi (motivational cycle) yang terdiri dar kebutuhan, tingkah laku, dan tujuan. Selain itu juga dikenal istilah frustasi di mana frustasi ini merupakan akibat dari tidak terbentuknya lingkaran motivasi.
Dan untuk mempermudah dalam mempelajari berbagai motif, para sarjana membagi macam-macam motif ke dalam beberapa golongan. Salah satu sarjana yang melakukan hal tersebut adalah W.I. Thomas yang menggolongkan motif menjadi empat macam, yakni motif rasa aman, motif respons, motif pengalaman baru, dan motif pengenalan diri.














DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Drs. H. Ahmad, Psikologi Umum untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, 1997, Bandung: CV. Pustaka Setia
Mappiare, Donald Olding, Psikologi, 1968, Surabaya: Usaha Offset Printing
Dirgagunarsa, Prof. Dr. Singgih, Pengantar Psikologi, 1983, Jakarta: Mutiara Jakarta

1 komentar:

hadrionlarossa mengatakan...

Wynn casino in Las Vegas, NV - Mapyro
A map showing Wynn casino and hotel, Wynn Resorts, located 창원 출장마사지 in Las 광양 출장샵 Vegas, Nevada. The 용인 출장안마 hotel offers a full 남원 출장마사지 service buffet, live 여수 출장샵 entertainment and a

Posting Komentar

 
Template designed by Liza Burhan