Minggu, 29 November 2015

PENGEMBANGAN BUDAYA DAN SENI DALAM PAI

1.    Seni Islam merupakan sebagian daripada kebudayaan islam. Pencapaian yang dibuat oleh seni Islam itu juga merupakan sumbangan daripada tamadun Islam di mana tujuan seni Islam ini adalah kerana Allah SWT.
Keindahan merupakan salah satu ciri keesaan, kebesaran dan kesempurnaan Allah SWT lantas segala yang diciptakan-Nya juga merupakan pancaran keindahan-Nya. Manusia dijadikan sebagai makhluk yang paling indah dan paling sempurna. Bumi yang merupakan tempat manusia itu ditempatkan juga dihiasi dengan segala keindahan. Allah SWT bukan sekadar menjadikan manusia sebagai makhluk yang terindah tetapi juga mempunyai naluri yang cintakan keindahan. Di sinilah letaknya keistimewaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain seperti malaikat, jin dan hewan. Konsep kesenian dan kebudayaan dalam Islam berbeda dengan peradaban Islam yang lain.
Dalam pembangunan seni, kerangka dasarnya mestilah menyeluruh dan meliputi aspek-aspek akhlak, iman, masalah keagamaan dan falsafah kehidupan manusia. Seni mestilah merupakan satu proses pendidikan yang bersifat positif mengikut kaca mata Islam, menggerakkan semangat, memimpin batin dan membangunkan akhlak. Artinya seni mestilah bersifat "Al-Amar bil Ma'ruf dan An-Nahy 'an Munkar" (menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran) serta membangunkan akhlak masyarakat, bukan membawa kemungkaran dan juga bukan sebagai perusak akhlak ummat. Semua aktivitas kesenian manusia mesti ditundukkan kepada tujuan terakhir (keridhaan Allah dan ketaqwaan). Semua nilai mestilah ditundukkan dalam hubungan-Nya serta kesanggupan berserah diri. Seni juga seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan ketaqwaan.
Sebagai calon guru PAI saya perlu mengembangkan budaya dan seni Islam dalam PAI karena, manusia pada fitrahnya menyukai keindahan. Jadi, ketika seni dan budaya dimasukkan dalam PAI, maka akan lebih menarik dan lebih bisa diterima sehingga dengan demikian akan lebih mudah untuk menanamkan nilai-nilai Islam sebagai pembentuk kepribadian. Selain itu, apabila kita telaah kembali dari pengertian dari PAI sendiri, yakni usaha sadar terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari dua sumber utamanya, yaitu Al Qur’an dan Al hadits. Dan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya dalam konsep dasar budaya dan seni dalam Islam, semua aktivitas kesenian manusia ditundukkan kepada tujuan terakhir yang tidak lain adalah keridhaan Allah dan ketaqwaan. Dari sini kita tahu bahwa terdapat kesamaan dari keduanya, sehingga akan terjalin suatu hubungan yang positif dan harmonis apabila keduanya disatupadukan.

2.    Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Anbiya ayat 107 yang artinya, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja sabda Rasulullah sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim, “Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya”. Burung tersebut mempunyai hak untuk disembelih dan dimakan, bukan dibunuh dan dilempar. Sungguh begitu indahnya Islam itu bukan? Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.
Tentunya penjelasan tersebut berhubungan erat dengan doktrin seni dalam Islam, karena sebagaimana yang kita ketahui bahwa doktrin seni dalam Islam merupakan teks-teks Al-Qur’an atau As-Sunnah yang berkenaan dengan senibudaya, yang menjadi acuan bagi pengembangan senibudaya Islam.

3.    Semua manusia pada dasarnya sama. Jadi, membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama manusia karena kulit atau bentuk fisik lainnya adalah sebuah kesalahan. Allah menciptakan manusia berbeda dan beragam. Perbedaan itu adalah anugerah yang harus kita syukuri. Karena, dengan keberagaman kita menjadi bangsa yang besar dan arif dalam bertindak. Agar keberagaman bangsa Indonesia juga menjadi sebuah kekuatan, kita bangun keberagaman bangsa Indonesia dengan dilandasi persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan dan kesatuan di sebuah negara yang beragam dapat diciptakan salah satunya dengan perilaku masyarakat yang menghormati keberagaman bangsa dalam wujud perilaku toleran terhadap keberagaman tersebut. Sikap toleransi berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Toleransi sejati didasarkan sikap hormat terhadap martabat manusia, hati nurani dan keyakinan serta keikhlasan sesama, apapun agama, golongan, ideologi atau pandangannya.
Perbedan suku dan ras antara manusia yang satu dengan yang lain hendaknya tidak menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia maupun dalam pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan martabat manusia lain, mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama manusia dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Sehingga, ketika dikatakan bahwa keanekaragaman keberagaman dan seni budaya merupakan modal bagi kehidupan bernegara yang lebih toleran dan resolusi konflik di Indonesia, saya dengan tegas akan mengatakan IYA. Terlebih ketika kita mengetahui bahwa Islam memiliki posisi sebagai agama yang merupakan bagian dari budaya yang secara fungsional bersifat elastis, yaitu menata, memperbaiki dan mengontrol budaya-budaya yang secara prinsipil melenceng dari nilai-nilai keislaman dan tentunya merugikan kepada yang lain. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah di dalam QS. Al Maidah: 48, yang artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran...” Seta QS. Al Kahfi: 29, yang artinya: Dan katakanlah, “kebenara itu datanngnya dari Tuhanmu...”
Kesimpulannya, keanekaragaman keberagaman dan seni budaya dapat dijadikan modal dalam kehidupan bernegara yang lebih toleran, terutama ketika kita padupadankan dengan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadis yang di sini berfungsi sebagai sumber hukum dari segala permasalahan yang timbul.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template designed by Liza Burhan